Liputan6com, Medan - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Medan, Kombes Pol Riko Sunarko menyerahkan Surat Izin Mengemudi (SIM) gratis kepada warga Medan selaku pemohon yang lahir pada 1 Juli.Penyerahan SIM gratis ini dilakukan secara simbolis kepada perwakilan tiga orang pemohon SIM di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan Muraltersebut tergambar tokoh pewayangan yakni Punakawan Semar, Gareng, Petruk, Bagong, dan Pandawa Lima Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Menurut ketua Kawan (Karang taruna desa Bowan) RT 3 RW 5 Bowan, Rian Pangestu, hampir sebulan ini, puluhan pemuda karang taruna membuat lukisan mural lukisan dinding di tembok rumah BisnisPayTren Bersama Ustadz Yusuf Mansyur. Thursday, 27 February 2014. Daftar Tokoh Pewayangan SemarDalam Pewayangan profil yang menarik untuk melihat dari beberapa versi yang ada. Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh utama dalam wayang Jawa dan Sunda panakawan. Angka ini dilaporkan sebagai pengasuh serta penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. . Ilustrasi nama bayi laki-laki. Foto Shutter StockSudahkah Anda menyiapkan nama bayi untuk si kecil, Moms?Jika belum, mungkin ini saat yang tepat bagi Anda untuk segera mencari inspirasi nama bayi Anda. Ya Moms, inspirasi nama bayi bisa datang dari mana saja, termasuk dari sejarah dan budaya kita, misalnya Moms, tokoh-tokoh wayang yang digambarkan memiliki kekuatan luar biasa dan kisahnya kini melegenda. Selain itu, cerita-cerita pewayangan juga lekat di hati karena penuh dengan pesan Anda termasuk orang yang mencintai salah satu budaya ini, tak ada salahnya memberikan nama bayi yang terinspirasi dari tokoh pewayangan. Apalagi, nama-nama dari tokoh pewayangan dikenal unik dan memiliki makna khusus. Untuk memudahkan Anda memilih, berikut adalah 10 nama bayi laki-laki dari tokoh pewayangan yang bisa jadi inspirasi Inspirasi Nama Bayi Laki-laki dari Tokoh PewayanganIlustrasi bayi baru lahir berjenis kelamin laki-laki. Foto Shutter StockAbimanyu merupakan putra Arjuna yang konon sejak di dalam kandungan sudah memiliki kemampuan khusus untuk mengetahui segala hal di dunia ini. Selain itu, Abimanyu juga mempunyai watak yang lembut, jujur dan bertanggung jawab. Nama Abimanyu dalam bahasa Jawa bermakna tidak takut dengan merupakan salah satu tokoh pewayangan dari wiracarita Ramayana. Anggada digambarkan sebagai sosok wanara muda yang gesit karena kekuatannya sangat luar biasa. Nama Anggada dalam bahasa Sansekerta bermakna rendah hati atau bukanlah sosok yang asing dalam dunia pewayangan Mahabharata. Arjuna merupakan salah satu anggota pandawa yang berwajah tampan dan berhati lemah lembut. Nama Arjuna dalam bahasa Jawa bermakna hebat, sementara dalam bahasa Sansekerta bermakna merupakan salah satu nama tokoh pewayangan Jawa. Baladewa dikenal sebagai tokoh wayang yang memiliki fisik kuat dan kreatif. Nama Baladewa sendiri dalam bahasa Jawa bermakna pengikut merupakan sebutan untuk para dewa di dalam pewayangan Ramayana dan Mahabharata sebagai simbol keagungan. Nama Batara sendiri bermakna wibawa sang dewa dalam bahasa Jawa. Ya Moms, Batara bisa menjadi pilihan nama bayi untuk si bayi baru lahir berjenis kelamin laki-laki. Foto Shutter StockBharata merupakan tokoh pewayangan protagonis dalam cerita Ramayana. Bharata digambarkan sebagai sosok raja dari golongan Suryawangsa yang sangat baik dan bijaksana. Nama Bharata dalam bahasa Sansekerta bermakna yang adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa yang sangat terkenal karena kebaikannya. Ya Moms, Bisma digambarkan sebagai sosok yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, sayang keluarga dan memiliki kebaikan hati yang luar biasa. Nama Bisma dalam bahasa Jawa bermakna luar wiracarita Mahabharata, Karna digambarkan sebagai sosok kesatria tangguh dan raja di Kerajaan Angga. Ia sering kali ikut serta dalam berbagai peperangan, salah satunya perang Kurushetra. Nama Karna dalam bahasa Indonesia bermakna pria yang lembut dan baik dikisahkan sebagai sosok prabu dari Kerajaan Mandura yang mempunyai hubungan dekat dengan Arjuna. Kresna dikenal mempunyai kesaktian yang tinggi yang disebut Cakra Bhaskara, dapat mengetahui yang belum terjadi hingga dapat berubah wujud menjadi raksasa. Nama Kresna dalam bahasa Indonesia bermakna mengenai pewayangan, rasanya tak lengkap jika tidak memasukkan nama berikut ini ke dalamnya. Rama merupakan sosok fenomenal dari kisah Rama dan Shinta dalam wiracarita Ramayana. Rama berasal dari kerajaan Kosala yang dipercaya sebagai titisan langsung Dewa Wisnu. Nama Rama dalam bahasa Sansekerta bermakna Hutri Dirga Harmonis Punakawan, karakter pewayangan Jawa. Foto Nunki Lasmaria Pangaribuan/ kumparanDalam kehidupan masyarakat Jawa, wayang merupakan seni pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga berperan sebagai sarana edukasi. Edukasi itu disampaikan melalui cerita maupun karakter para tokohnya. Salah satu tokoh pewayangan yang cukup terkenal adalah adalah penjelmaan dewa yang terdiri atas Semar dan ketiga anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Dalam cerita pewayangan, kelompok ini dikenal sebagai penasihat spiritual, teman bercengkrama, dan penghibur di kala susah yang bertugas mengajak para ksatria asuhannya untuk selalu berbuat berasal dari kata “pana” yang artinya paham, dan kawan yang artinya “teman”. Maksudnya, para punakawan bukan hanya sebagai abdi atau pengikut biasa, tetapi mereka juga memahami apa yang sedang menimpa majikan mereka dan seringkali bertindak sebagai penasihat pamomong.Berbanding terbalik dengan para ksatria yang selalu digambarkan dengan sikap sopan, santun, lemah lembut, dan kaku, punakawan memiliki sifat humoris dan menghibur sehingga kemunculannya selalu dinantikan masyarakat, khususnya para penikmat karakter punakawan memiliki sifat dan ciri fisik yang memiliki makna tertentu. Berikut penjelasan SemarIlustrasi Semar. Foto iStockDalam pewayangan, Semar berperan sebagai pengasuh golongan ksatria. Semar digambarkan selalu tersenyum, tetapi bermata sembab. Mengutip buku The Pakubuwono Club oleh Agung Prabowo, penggambaran tersebut merupakan simbol suka dan duka. Semar memiliki wajah yang tua, tapi potongan rambutnya seperti anak kecil, yang maksudnya sebagai simbol tua sekaligus muda. Meski berjenis kelamin laki-laki, Semar memiliki payudara layaknya perempuan. Ini merupakan simbol pengayom semua manusia, pria maupun wanita. Ia merupakan penjelmaan dewa, tetapi hidup sebagai rakyat jelata yang menjadi simbol atasan dan GarengSosok yang lebih dikenal dengan nama Gareng ini memiliki nama lengkap Nala Gareng, artinya hati yang kering. Gareng adalah punakawan berkaki pincang. Ini merupakan simbol dari sifatnya sebagai pemuda yang selalu berhati-hati dalam itu, Gareng memiliki cacat fisik lainnya, tangan yang ceko atau patah. Ini menyimbolkan kejujuran bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak orang PetrukIlustrasi punakawan Petruk. Foto iStockPetruk memiliki fisik buruk rupa, tapi selalu menjaga kebenaran dan kebaikan. Karakternya mengandung nasihat di baliknya, yakni untuk jangan menilai seseorang dari rupa atau apa yang tampak selalu menyampaikan kebenaran dengan apa adanya. Ia menyampaikan apa yang menurutnya benar dan tidak dipengaruhi kekuasaan apapun. Dalam salah satu kisah diperlihatkan bahwa meski tidak memiliki senjata apapun, Petruk tetap menyampaikan kebenaran dan BagongBagong diciptakan dari bayangan Semar. Saat pertama turun ke bumi, Semar yang bertugas sebagai penasihat manusia merasa kesepian. Karena itu, ia memohon kepada ayahnya, Sang Hyang Tunggal, agar diberikan teman. Sang Hyang Tunggal pun menjadikan bayangan Semar sebagai teman baginya. Itu sebabnya bentuk dan wajah Bagong mirip dengan memiliki perut yang buncit, hidung pesek, dan bokong yang besar. Bagong memiliki sifat kekanak-kanakan, lancang tapi lucu. Ia jarang berbicara, tetapi sekalinya berbicara bisa membuat orang tertawa. Bagong juga merupakan kritikus tajam bagi tokoh wayang lain yang tidak bertindak Bagong sebenarnya anak pertama Semar, dalam pewayangan Jawa Tengah, ia sering dianggap sebagai anak bungsu. Kesalahan ini terutama disebabkan karena sifat Bagong yang kekanak-kanakan. Edukasi anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu satunya mengenal tokoh merupakan seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan 7 November 2003 lalu, UNESCO telah menetapkan wayang sebagai warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of hanya itu, UNESCO juga memasukan wayang ke dalam Daftar Represntatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di tahun yang juga Rekomendasi 5 Film tentang Pendidikan, Mengedukasi dan Menyentuh HatiDibawa oleh Pedagang IndiaFoto Tokoh Pewayangan Banyak orang percaya seni pertunjukan wayang dibawa ke Indonesia oleh pedagang India. Pasalnya, banyak nama tokoh pewayangan dan cerita pewayangan sama dengan cerita rakyat kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi juga 6 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak Terfavorit, Simak di Sini Moms!Tokoh Pewayangan untuk Edukasi AnakSaat ini beberapa daerah di Indonesia telah menjadi tokoh pewayangan untuk edukasi anak-anak usia menyenangkan, menjadikan tokoh pewayangan sebagai edukasi anak juga bisa melestarikan budaya nusantara kepada Moms simak tokoh pewayangan untuk edukasi anak berikut ini, Dewi ArimbiFoto Tokoh Pewayangan Arimbi Dewi Arimbi atau dalam kisah mahabrata dikenal dengan hidimba merupakan putri kedua Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Priggadani dengan Dewi memiliki tujuh orang saudara kandung Bernama, Arimba, Arya Prabeksa, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamantan, Brajawikalpa dan Arimbi menikah dengan Bima alias Werkudara, salah seorang dari lima kesatria Pandawa, putra Prabu Pandu raja negara Astina dengan permaisuri Dewi perkawinan itu ia mempunyai seorang putra yang diberi nama Arimbi menjadi ratu negara Pringgandani menggantikan kedudukan kakaknya, Prabu Arimba, yang tewas dalam peperangan melawan karena Dewi Arimbi lebih sering tinggal di Kesatrian Jodipati mengikuti suaminya, kekuasaan negara Pringgandani diwakilkan kepada adiknya, Brajadenta sampai Gatotkaca dewasa dan diangkat menjadi raja negara Pringgandani, bergelar Prabu Arimbi mempunyai kesaktian, antara lain dapat beralih rupa, dari wujud raksasa menjadi putri cantik ini ia dapatkan dari sabda Dewi Kunti karena Werkudara menolak mengawini Dewi Arimbi yang saat itu masih berujud raksasi raksasa perempuan yang mempunyai sifat jujur, setia, berbakti dan sangat sayang terhadap dari kehidupannya diceritakan bahwa dia gugur di medan Perang Bharatayuddha membela putranya, Gatotkaca, yang sebelumnya gugur terkena Panah Kunta Wijayandanu atau Konta milik Adipati Karna, raja negara kisah Dewi Arimbi, dapat disimpulkan bahwa tidak semua raksasa memiliki sifat yang buruk. Karena tokoh pewayangan ini memiliki sifat jujur, setia, berbakti dan sayang terhadap itu, dalam kisah mahabarata Dewi Arimbi juga digambarkan sebagai raksasa yang tidak suka menyantap daging manusia, sebaliknya ia suka menolong manusia yang akan dimangsa oleh para juga 5 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak 1 Tahun, Beli Yuk Moms!2. GatotkacaFoto Tokoh Pewayangan Gatot Kaca Tokoh Pewayangan yang bisa dijadikan edukasi untuk anak adalah gatotkaca. Ia adalah putra dari Bima dan Dewi banyak sekali versi mengenai kisah gatoto kaca baik di Indonesia dan satu kisah gatotkaca yang dijadikan edukasi adalah Gatotkaca Satria dari Pringgani yang ditulis oleh Lustantini Septiningsing di tahun 2016 dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan ini mengisahkan tentang kehidupan putra dari pasangan Dewi Arimbi dan Raja Werkudara yang bernama merupakan sosok yang tampan dan sangat perjalanan hidupnya ia menemui berbagai macam rintangan dan yang kalah dalam pertempuran memendam rasa benci bersiasat dan mencoba berbagai macam cara untuk melenyapkan ini mengajarkan bahwa amarah dan balas dendam bukanlah cara yang baik dalam menyelesaikan hal yang dimulai dengan cara tidak baik akan diikuti dengan hal-hal yang tidak baik itu, dalam cerita populer Gatotkaca digambarkan sebagai “Satria otot kawat balung besi.”Tak hanya itu sudah banyak tayangan televisi yang juga menggambarkan kegagahan seorang gatot SumitraFoto Tokoh Pewayangan Sumitra Bambang Sumitra merupakan putra Arjuna yang tidak terlalu pewayangan ini lahir dari Dewi Sulastri atau dikenal juga dengan nama pewayangan satu ini mencerminkan seorang anak yang tidak mendapat perhatian dari ayahnya Arjuna. Bahkan pernikahannya dengan Dewi Asmarawati, putri Prabu Suryasmara tidaj mendapat perhatian megah antara Bambang Sumitra dan Dewi Asmarawati yang sangat mewah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kapasitasnya sebagai Batara Ismaya, Semar minta bantuan beberapa dewa sebagai panitia’.Semar juga memboyong puluhan bidadari untuk ditugasi sebagai pelayan para tamu undangan. Makanan serta minuman yang disajikan semuanya didatangkan dari cara itu Semar dapat menginsyafkan Arjuna, bahwa seorang ayah tidak selayaknya membeda-bedakan anak dalam hal kasih tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya, Sumitra tetap setia kepada keluarga. Bahkan ia rela mengorbankan jiwanya saat perang juga Mengenal Lebih Dekat 10 Tarian Tradisional Aceh sebagai Edukasi Anak4. SemarFoto Tokoh Pewayangan Semar Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal. Ia diceritakan sebagai penasihat para Pandawa dalam perang karya sastra, Semar digambarkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa yang merupakan tokoh utama kisah dalam pementasan wayang yang bertemakan Ramayana, para dalang juga biasa menampilkan Semar sebagai pengasuh keluarga Sri Rama ataupun Sugriwa. Seolah-olah Semar selalu muncul dalam setiap pementasan wayang, tidak peduli apapun judul yang sedang tokoh pewayangan, Semar bertindak sebagai pengasuh golongan kesatria, sedangkan Togog sebagai pengasuh kaum merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa juga 6 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Mainan Edukasi untuk Anak5. SambaFoto Tokoh Pewayangan Samba Samba merupakan anak Khrisha dengan Jambavati. Sejak kecil, Samba dilatih untuk menggunakan Samba sudah cukup besar, Krisha mengirimnya ke Indraprastha untuk tinggal bersama dan pangeran Yadava lainnya seperti Satyaki belajar memanah dari menjadi petarung yang tangguh. Segera, Samba menjadi bagian dari istana Yudhistira dan berpartisipasi dalam pernikahan Yudhistira Rajasuya yagna dan merupakan tokoh pewayangan yang tanggung dan tak kenal takut. Ia juga digambarkan seorang yang gigih dalam mempelajari ilmu Samba dapat Moms jadikan edukasi anak-anak untuk tak pantang menyerah dan berani dalam menghadapi apapun di itu, Samba juga bisa menjadi contoh untuk anak-anak dalam mendalami seni bela juga 6 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak Perempuan dan Tips Memilihnya!Demikian penjelasan mengenai tokoh pewayangan yang bisa menjadi edukasi ada salahnya untuk mengajarkan anak-anak dengan membacakan cerita atau menonton kisah wayang yang merupakan seni asl bermanfaat ya Moms. Mari belajar dari tokoh pewayangan, Sangut, Delem, Tualen Bali selalu memberi inspirasi pada saya, keunikannya tak pernah habis untuk dikupas. Keseniannya tak kunjung mampu dipahami dalam satu roda kehidupan, salah satunya adalah seni wayang kulit Bali. Bagi para pecinta kesenian ini tentu tak asing lagi dengan karakter punakawannya. Dalam pewayangan Bali, ada 4 karakter punakawan yg bisa menjadi renungan 1 Tualen. 2 Merdah. 3 Sangut. 4 Delem. Mereka “mewakili” sikap miliaran manusia yang dirangkum ke dalam 4 gambaran umum. Tualen, dia “tidak tahu dirinya tahu”. Dia kontemplatif, murni bersandar pada batin, sederhana dan penuh kearifan. Merdah, dia “tahu dirinya tahu”. Dia paham, berani dan penuh percaya diri. Sangut, dia “tahu dirinya tidak tahu”. Dia tidak paham, namun bersikap menerima ketidakpahamannya, mengakui kelebihan orang lain, penuh pertimbangan. Delem, dia “tidak tahu dirinya tidak tahu”. Dia tidak tahu tapi merasa tahu, dia tidak tahu tapi tidak menerima pengetahuan orang lain, angkuh dan congkak di depan orang-orang, dan dia tidak bisa mengukur diri. Percaya diri di tengah ketakpahaman. Angkuh dan pongah, merasa paling benar. Dari para punakawan ini, sadar atau tak sadar, masyarakat Bali memetik sikap Kita memilih berperan seperti siapa? Pertunjukan wayang kulit balikarakter dalam gambar Delem dan Sangut Setidaknya masyarakat Bali yang suka pewayangan akan malu bercermin pada Delem, yg selalu pongah dalam ketidaktahuannya. Minimal kita bisa merenung, kalau tidak tahu sebaiknya kita “tahu kalau kita tidak tahu”, ini sikap Sangut. Idealnya kita seperti Tualen, sekalipun ia paham dan tahu, dia tidak bersikap absolut atau “tidak tahu dirinya tahu”; di sini seseorang dituntut menjadi arif sebab kenyataan dan kebenaran tidak berwujud tunggal, maka “selalu ada yang mungkin”. Dalam dunia pewayangan, dari kaca mata para punakawan, dunia perasaan dan kemanusiaan diteliti dan dilihat dalam banyak perspektif. Delem selalu jadi tertawaan di Bali sebab Delem bersikap paling tahu di tengah ketidaktahuannya. Merdah yang “tahu dirinya tahu”, percaya diri dan berpengetahuan luas cenderung tergoda memaksakan sikap dan pikirannya. Sketsa Miguel Covarrubias Dari Merdah orang Bali belajar bahwa sekalipun pemikiran kita yang benar, yang benar-benar lurus, kalau dipaksakan ke orang lain, cara memaksa ini yang mengundang perdebatan. Cara Merdah yg paling tahu membuat dia terpancing arogan. Dari Merdah kita diajak belajar bahwa kebenaran harus dijalankan dengan cara-cara yang benar. Cara-cara benar itu ada pada Tualen, yang penuh kearifan membabarkan kebenaran, tanpa paksaan, tanpa menggurui, penuh kesantunan dan kesederhanaan. Secara kontemplatif. Kebenaran menjadi mentah dan tampak dangkal jika disampaikan dengan tutur keras dan perilaku bermusuhan. Orang Bali yg mencintai wayang akan dibuat sadar, kebenaran menjadi sempurna bukan dalam diri Merdah, tapi dalam diri Tualen Kebenaran menjadi sempurna dalam kesederhanaan tutur, kemuliaan hati, santunan, dan kesahajaan sikap. Para dalang selalu mengingatkan Rwabhinneda itu ada dalam diri manusia. Kala ya, Dewa ya. Kalau kita terbersit rindu menonton wayang, barangkali kita rindu menjenguk Tualen, Merdah, Sangut dan Delem yang keempatnya ada dalam diri kita. Mereka silih berganti muncul dalam kehidupan nyata, pikiran dan diri kita menjadi kelirnya. Kalau lama tak menonton wayang di luar sana, lewat tulisan ini, sebagai sahabat-kenalan-teman seperjalanan-saudara, mengundang setidaknya menonton layar di dalam diri. Tentunya lebih indah menonton wayang di luar sana, sambil menertawakan Delem dalam diri. Ironisnya, saya sering melihat diri saya ditertawakan Delem.

tokoh pewayangan menurut hari lahir